Senin, 13 Mei 2019

Tugas 10

. STUDI PUSTAKA
PENGUMPULAN DATA
SURVEI VOLUME 
DAN JENIS 
KENDARAAN
SURVEI WAKTU 
TEMPUH
SURVEI DATA 
GEOMETRIK
PENGOLAHAN DATA
Melakukan klasifikasi dalam bentuk 
tabel dan grafik
ANALISIS DATA
Analisis perhitungan volume, 
kecepatan, kerapatan, tundaan, 
dan derajat kejenuhan :
- Dengan delman
- Tanpa delman
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Penelitian Kinerja Di Ruas Jalan

PENGARUH DELMAN TERHADAP KELANCARAN LALU 
LINTAS DI JALAN GUNUNG BATU BANDUNG 
1. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang 
Delman mempunyai kecepatan yang rendah dan sering berhenti di tengah 
jalan sehingga mengganggu kendaraan lain. 
1.2Maksud dan Tujuan 
Maksud : menentukan besarnya pengaruh delman terhadap kinerja di 
Jalan Gunung Batu, Bandung. 
Tujuan : mengetahui pengaruh delman terhadap: volume lalu lintas, 
kecepatan, kapasitas, derajat kejenuhan dan tundaan. 
1.3Pembatasan Masalah 
Survei dilakukan pada Jalan Gunung Batu Bandung selama 6 jam dan 
jenis kendaraan yang diamati adalah motor, kendaraan berat dan ringan, 
angkot dan delman. 
3. METODOLOGI PENELITIAN 
Survei yang dilakukan adalah : 
- Survei volume pada ruas jalan dengan delman (dengan titik 
pengamatan P pada Peta Lokasi). 
- Survei waktu tempuh dilakukan pada ruas jalan dengan dan tanpa 
delman (ditandai garis AB dan CD pada Peta Lokasi).

4. ANALISIS DATA 
4.1 Analisis Data Volume Lalu Lintas 
Volume dihitung dengan Rumus 2.1 : 
t
n
Q =
kemudian volume dikonversikan satuannya menjadi smp dengan rumus : 
smp = jumlah kendaraan * emp 
Perhitungan dilakukan dalam Tabel 4.1 sampai 4.5 seperti berikut : 
Tabel 4.5 Volume Total Kendaraan Untuk Kedua Arah (Dengan Delman) 
Waktu Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Total 
Pengamatan Sepeda MotorKend. RinganKend. Berat Angkot Delman (smp)
 Kend smp Kend smp kend smp kend smp kend smp 
06.30-07.30 1652 826 596 596 34 44,2 66 66 136 108,8 1641 
06.45-07.45 1860 930 615 615 30 39 61 61 143 114,4 1759,4
07.00-08.00 1829 914,5 570 570 22 28,6 62 62 133 106,4 1681,5
07.15-08.15 1658 829 538 538 20 26 59 59 122 97,6 1549,6
07.30-08.30 1392 696 548 548 26 33,8 55 55 123 98,4 1431,2
Volume terbesar untuk kedua arah pada pagi hari adalah antara pukul 
06.45 - 07.45 dengan 1759,4 smp/jam, dan volume terbesar untuk kedua 
arah pada siang hari adalah sebesar 1166 smp/jam yang terjadi pada 
pukul 10.30 – 11.30. 
4.2 Analisis Data Kecepatan
Dihitung terhadap waktu dan jarak tempuh dengan menggunakan Rumus 2.5 
 
=
=
n
i 1
i
s
t
6.3 * n* d
U
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6 sampai 4.9 seperti berikut : 
Tabel 4.6 Kecepatan Kendaraan Dengan Ganggguan Delman 
 Arah Cimindi - Pasteur (Sejauh 400 m) 
 Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan
Jam Sepeda Motor K. Ringan K. Berat Angkot Delman 
 det Km/jam det km/jam det km/jam det km/jam det km/jam
06.30-06.45 38,7 37,2 43,9 32,8 57,3 25,1 48,8 29,5 83,7 17,2 
06.45-07.00 40,8 35,3 48,1 29,9 54,3 26,5 48,6 29,6 82,5 17,5 
07.00-07.15 41,9 34,4 56,2 25,6 59,9 24 56,3 25,6 82,6 17,4 
07.15-07.30 45,4 31,7 66 21,8 69 20,9 104 13,8

Selanjutnya dihitung kecepatan rata-rata ruang per jam semua jenis 
kendaraan. 
Hasil dan cara perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.10 sampai 4.13 
seperti di bawah ini : 
Tabel 4.10 Perhitungan Kecepatan Rata-Rata Ruang (Us) Kendaraan Arah Cimindi 
– Pasteur (Dengan Delman) 
No Waktu % Distribusi Kendaraan Kecepatan Rata-Rata (km/jam) Us
 Pengamatan MC LV HV Angkot UM MC LV HV Angkot UM (km/jam)
[1] [2] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] 
1 06.30-07.30 55,2 36,1 1 3,4 4,3 34,6 27,5 25,2 26,4 16,5 30,9 
2 06.45-07.45 57,4 34,1 1 3,1 4,4 32,4 23,7 22,1 23,4 15,6 28,3 
3 07.00-08.00 58,9 32,7 1 2,8 4,6 31,8 22,9 21,8 22,7 15,1 27,8 
4 07.15-08.15 58,3 33,2 1,1 2,8 4,6 32,6 22,5 21,1 22,2 15 28 
Kolom [19] = { ([9]*[14]) +([10]*[15]) + ([11]*[16]) + ([12]*[17]) + ([13}*[18}) } / 100
4.3 Analisis Data Kerapatan 
Kerapatan dihitung dengan menggunakan Rumus : D = 
Us 
Q
Hasil perhitungan kerapatan dapat dilihat pada Tabel 4.14 dan 4.15 
seperti berikut : 
Tabel 4.14 Perhitungan Kerapatan Kendaraan Pada Ruas Jalan 
Dengan Delman 
 Vol Kend Vol Kend Kec Kend Kec Kend Arah C - PArah P - C
Waktu Arah C - PArah P - CArah C - PArah P - CD = Q / UsD = Q / Us
 (smp/jam) (smp/jam) (km/jam) (km/jam) (smp/km) (smp/km)
06.30-07.30 1149,8 491,2 30,9 27,3 37,2 18 
06.45-07.45 1242,2 517,2 28,3 26,2 43,8 19,7 
07.00-08.00 1172,6 508,9 27,8 25,4 42,2 20 
07.15-08.15 1040,7 508,9 28 26,2 37,1 19,4 
Kerapatan maksimum yang terjadi pada ruas jalan dengan delman adalah 
sebesar 42,2 smp/km pada pukul 06.45 – 07.45 untuk arah Cimindi - 
Pasteur dan sebesar 22,5 smp/jam pada pukul 10.30 – 11.30 untuk arah 
Pasteur – Cimindi

4.4 Analisis Tundaan 
Lamanya tundaan dapat dihitung dengan : 
Tundaan = waktu tempuh dengan delman – waktu tempuh tanpa delman. 
Hasil perhitungan tundaan dapat dilihat pada Tabel 4.16 dan 4.17 seperti 
berikut : 
Tabel 4.16 Tundaan Arah Cimindi - Pasteur (Sejauh 400 m) 
Jam Sep. Motor K. Ringan K. Berat Angkot Rata-Rata 
 (detik) (detik) (detik) (detik) (detik) 
06.30-06.45 6,2 8,4 15,4 8,2 9,6 
06.45-07.00 7,6 10 6,7 5,1 7,4 
07.00-07.15 10,3 15,2 10,9 9,2 11,4 
07.15-07.30 10,6 24,4 23,7 19,6 
07.30-07.45 15,9 43,5 47,3 43 37,4 
Tundaan rata-rata terbesar semua kendaraan adalah 37,4 detik untuk arah 
Cimindi – Pasteur yang terjadi pada pukul 07.30 – 07.45 dan untuk arah 
Pasteur – Cimindi adalah sebesar 25,5 detik yang terjadi pada pukul 
07.45 – 08.00. 
4.5 Analisis Kapasitas Jalan Berdasarkan MKJI 1997 
Penentuan kapasitas dilakukan dengan menyusun langkah – langkah 
sebagai berikut: 
a. Dengan Delman 
Kapasitas (C) = C0 * FCW * FCSP * FCSF * FCCS (persamaan 2.6) 
C0 = 2900 smp/jam (total dua arah) untuk jalan 2/2 UD 
FCW = 0,56 (5 meter) 
FCSP = 1 (pemisahan arah 50%-50%) 
FCSF = 0,89 (hambatan samping sedang dan lebar bahu efektif = 0,5 m) 
FCCS = 1,04 (jumlah penduduk kota lebih besar dari 3 juta) 
Maka didapat kapasitas (C) = 2900 * 0,56 * 1 * 0,89 * 1,04 = 1503,2 
smp/jam untuk total kedua arah. 
b. Tanpa Delman : C = 1604,5 smp/jam untuk total kedua arah.

4.6 Analisis Derajat Kejenuhan 
Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan Rumus 2.8 : DS =
C
Q
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.18 seperti berikut : 
Tabel 4.18 Derajat Kejenuhan 
 Vol Kend kedua ArahVol Kend kedua Arah DS = Q / C DS = Q / C 
Waktu Dengan Delman Tanpa Delman Dengan Delman Tanpa Delman
 (smp/jam) (smp/jam) 
06.30-07.30 1641 1532,2 1,09 0,95 
06.45-07.45 1759,4 1645 1,17 1,03 
07.00-08.00 1681,5 1575,1 1,12 0,98 
07.15-08.15 1549,6 1452 1,03 0,9 
Delman berpengaruh besar karena membuat arus menjadi jenuh (Ds ≥ 1) 
terjadi pada pagi hari yaitu antara pukul 06.30 – 08.15. 
4.7 Uji Statistik (Data Kecepatan) dengan uji nilai t 
H0 : kecepatan pada ruas jalan tanpa delman ≤ kecepatan pada ruas jalan 
dengan delman 
H1 : kecepatan pada ruas jalan tanpa delman > kecepatan pada ruas jalan 
dengan delman. 
Kriteria uji : tolak H0 bila t hitung ≥ t tabel
- Arah Cimindi – Pasteur 
Hasil perhitungan diperoleh : t hitung = 37,573 > t tabel = 1,72 
Maka disimpulkan bahwa kecepatan kendaraan pada ruas jalan tanpa 
delman > kecepatan kendaraan pada ruas jalan dengan delman 
Selang kepercayaan untuk selisih kecepatan : 7,649 < x < 12,455 
- Arah Pasteur - Cimindi 
Hasil perhitungan diperoleh : t hitung = 35,652 > t tabel = 1,72 
Maka dapat ditarik kesimpulan yang sama dengan arah Cimindi–Pasteur. 
Selang kepercayaan untuk selisih kecepatan: 10,179 < x < 17,035

5. KESIMPULAN DAN SARAN 
5.1 Kesimpulan :
1. Jam puncak pagi hari terjadi pada pukul 06.45 – 07.45 dengan volume 
sebesar 1759 smp/jam (dua arah), sedangkan pada siang hari terjadi 
pada pukul 10.30 – 11.30 dengan volume sebesar 1166 smp/jam (dua 
arah). 
2. Hubungan antara parameter lalu lintas untuk arah Cimindi – Pasteur : 
a. Pada jam puncak pagi volume dengan delman lebih besar 4,65 % 
daripada volume tanpa delman, sedangkan pada jam puncak siang 
volume dengan delman lebih besar 7,84 %. 
b. Pada jam puncak pagi kecepatan dengan delman lebih kecil 29,25 
% daripada kecepatan tanpa delman, sedangkan pada jam puncak 
siang kecepatan dengan delman lebih kecil 25,31 %.
c. Pada jam puncak pagi kerapatan dengan delman lebih besar 47,47 
% daripada kerapatan tanpa delman, sedangkan pada jam puncak 
siang kerapatan dengan delman lebih besar 44,8 %. 
3. Hubungan antara parameter lalu lintas untuk arah Pasteur - Cimindi : 
a. Pada jam puncak pagi volume dengan delman lebih besar 12,93 % 
daripada volume tanpa delman, sedangkan pada jam puncak siang 
volume dengan delman lebih besar 5,94 %. 
b. Pada jam puncak pagi kecepatan dengan delman lebih kecil 37,61 
% daripada kecepatan tanpa delman, sedangkan pada jam puncak 
siang kecepatan dengan delman lebih kecil 33,89 %.
c. Pada jam puncak pagi kerapatan dengan delman lebih besar 80,73 
% daripada kerapatan tanpa delman, sedangkan pada jam puncak 
siang kerapatan dengan delman lebih besar 60,71 %. 
4. Derajat kejenuhan yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 
sebagai berikut : - jam puncak pagi : - dengan delman : 1,17 
 - tanpa delman : 1,03

Tugas 8 pengenalan dan menghitung traffic signal

Traffic light adalah lampu yang digunakan untuk mengatur
kelancaran lalu lintas di suatu persimpangan jalan dengan cara member i
kesempatan pengguna jalan dari masing -masing arah untuk berjalan
secara bergantian. Karena fungsinya yang begitu penting maka lampu
lalu lintas harus dapat dikendalikan atau dikontrol semudah dan seefisien
mungkin guna memperlancar arus lalu lintas di suatu persimpangan jalan.
Seiring dengan perkembangan zaman yang juga disertai dengan
perkembangan teknologi, jumlah kendaraan yang ada terus bertambah
banyak sehingga lalu lintas di jalan juga semakin bertambah padat, akan
tetapi hal tesebut tidak diikuti dengan perkembanagn infrastruktur yang
ada. Perkembangan tersebut membawa dampak terhadap sist em lalu
lintas yang ada yaitu dalam sistem pengaturan waktu penyalaan traffic
light.
Sebagian besar pengendalian pewaktuan sistem traffic light yang
ada pada saat ini masih menggunakan pewaktu yang sudah terpasang
pada sistemnya dan tidak memiliki fitur pengaturan pewaktuan
penyalaan. Hal itu menyebabkan operator tidak dapat mengubah-ubah
waktu nyala lampu lalu lintas pada tiap-tiap arah setiap saat, untuk
menyesuaikan kondisi jalan dan kepadatan kendaraan yang ada pada tiap ruas jalan. Hal itu adalah sebagian kekurangan dari pengendalian traffic
light pada saat ini.
Contoh pengendalian lampu dengan Program Logic Control
(PLC), pengaturan traffic light dengan PLC memiliki kekurangan dalam
pengaturan pewaktuanya karena sulit diatur secara real time. Kekurangan
tersebut timbul karena untuk pemrogramannya harus terhubung dengan
komputer. Dalam perkembangan yang lebih lajut dibuatlah sistem taffic
light yang dikendalikan dengan Radio Frekuensi (RF), akan tetapi
komunikasi dengan radio kurang aman baik ad anya gangguan dari sinyal
noise maupun gangguan dari unsur manusia yang jail. Hal tersebut coba
diperbaiki dengan pembuatan sistem taffic light yang berbasis Personal
Computer (PC). Pengendalian dengan PC memiliki kelebihan pada
memori yang besar dan memiliki sistem pewaktuan yang mudah diatur,
disamping itu pula untuk pengawasanya pun akan lebih mudah. Namun
sistem pengendalian taffic light yang berbasis PC memiliki kendala
dalam hal pemasangannya, hal ini terkait dengan sistem transfer data
serial yang terbatas jaraknya. Disamping itu juga pengendalian
mengunakan PC memiliki kelemahan dalam sistem pengkabelanya yang
lebih rumit dan pembiayaan yang cenderung lebih mahal . Berdasarkan
penelitian yang telah ada penyusun mencoba untuk mengembangkan
penelitian sebelumnya yaitu pengendalian blok taffic light yang
dilengkapi dengan pengaturan jam sibuk (rush hour) yang berbeda-beda dan pewaktuannya dapat diatur dengan tombol sehingga dapat dipilih dan
disesuikan dengan tingkat kepadatan yang ada.
Pengkondisian kapan jam sibuk yaitu ketika memasuki jam-jam
dimana jumlah kendaraan yang menuju ke arah tertentu akan lebih
banyak, sebagai contoh pada saat jam akan memasuki waktu kerja dan
masuk sekolah maka jumlah kendaraan yang menuju kearah kota akan
meningkat dan menjadi padat, sebaliknya jalan yang keluar pusat
keramaian cenderung akan lebih sepi. Pengkondisian jam sibuk tersebut
diharapkan dapat membantu mengurangi waktu tunggu ketika berada di
perempatan saat menunggu traffic light.
Sekarang ini yang banyak digunakan adalah sistem traffic light
berbasis mikrokontroler yang dapat digunakan sebagai sarana pemproses
logika dan perintah untuk me ngatur penyalaan lampu traffic. Sistem
traffic light berbasis mikrokontroler juga sering dijadikan pilihan karena
pembiayaanya yang relative lebih murah.