PENDAHULUAN
Permasalahan lalu lintas jalan raya
merupakan suatu permasalahan yang kompleks
dalam dunia transportasi darat terutama untuk
transportasi perkotaan. Setiap diselesaikan satu
permasalahan akan muncul permasalahan
berikutnya, dan tidak menutup kemungkinan
bahwa masalah yang berhasil diselesaikan
dikemudian hari akan menimbulkan
permasalahan baru.
Problem transportasi diperkotaan
tersebut timbul terutama disebabkan karena
tingginya tingkat urbanisasi, pertumbuhan
jumlah kendaraan tidak sebanding dengan
pertumbuhan prasarana transportasi. serta
populasi dan pergerakan yang meningkat
dengan pesat setiap harinya. Untuk itu,
informasi mengenai pergerakan arus lalu lintas
sangat penting untuk diketahui didaerah
perkotaan.
Dalam perencanaan, perancangan dan
penetapan berbagai kebijaksanaan sistem
transportasi, teori pergerakan arus lalu lintas
memegang peranan sangat penting.
Kemampuan untuk menampung arus lalu lintas
sangat bergantung pada keadaan fisik dari jalan
tersebut, baik kualitas maupun kuantitasnya
serta karakteristik operasional lalu lintasnya.
Teori pegerakan arus lalu lintas ini akan
menjelaskan mengenai kualitas dan kuantitas
dari arus lalu lintas sehingga dapat diterapkan
kebijaksanaan atau pemilihan sistem yang
paling tepat untuk menampung lalu lintas yang
ada. Untuk mempermudah penerapan teori
pergerakan lalu lintas digunakan metoda
pendekatan matematis untuk menganalisa
gejala yang berlangsung dalam arus lalu lintas.
Salah satu cara pendekatan untuk
memahami perilaku lalu lintas tersebut adalah
dengan menjabarkannya dalam bentuk
hubungan matematis dan grafis. Suatu
peningkatan dalam volume lalu lintas akan
menyebabkan berubahnya perilaku lalu lintas.
Secara teoritis terdapat hubungan yang
mendasar antara volume (flow) dengan
kecepatan (speed) serta kepadatan (density).
KAJIAN PUSTAKA
Komposisi Lalu Lintas
Pada kenyataannya, arus lalu lintas
yang ada di lapangan adalah heterogen.
Sejumlah kendaraan dengan berbagai jenis,
ukuran dan sifatnya membentuk sebuah arus
lalu lintas. Keragaman ini membentuk
karakteristik lalu lintas yang berbeda untuk
setiap komposisi dan berpengaruh terhadap
arus lalu lintas secara keseluruhan.
Memperhatikan kondisi tersebut,
diperlukan suatu besaran untuk menyatakan
pengaruh sebuah jenis kendaraan terhadap
arus lalu lintas secara keseluruhan. Satuan
mobil penumpang (smp) merupakan sebuah
besaran yang menyatakan ekivalensi pengaruh
setiap jenis kendaraan yang dibandingkan
terhadap jenis kendaraan penumpang. Dengan
besaran ini, setiap komposisi lalu lintas dapat
dinilai.
Tabel 1. Daftar satuan mobil penumpang
No. Jenis Kendaraan smp
1. Kendaraan ringan 1.00
2. Kendaraan berat 1.20
3. Sepeda motor 0.25
4. Kendaraan tak bermotor 0.80
Sumber : IHCM, 1997
Arus Lalu Lintas
Karakteristik lalu-lintas terjadi karena
adanya interaksi antara pengendara dan
kendaraan dengan jalan dan lingkungannya.
Pada saat ini pembahasan tentang arus lalu
lintas dikonsentrasikan pada variabel-variabel
arus (flow, volume), kecepatan (speed), dan
kerapatan (density). Ketiga komponen itu
termasuk pembahasan arus lalu-lintas dalam
skala makroskopik.
Pembahasan tersebut telah mengalami
perkembangan dari konsep awalnya yakni
bahwa elemen utama dari arus lalu-lintas adalah
komposisi atau karakteristik volume, asal tujuan,
kualitas, dan biaya. Pergeseran tersebut terjadi
karena saat ini arus lalu-lintas pada dasarnya
hanya menggambarkan berapa banyak jenis
kendaraan yang bergerak.
Arus dan Volume
Arus lalu-lintas (flow) adalah jumlah
kendaraan yang melintasi suatu titik pada
penggal jalan tertentu, pada periode waktu
tertentu, diukur dalam satuan kendaraan per
satuan waktu tertentu. Sedangkan volume
adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu
arus jalan pada periode waktu tertentu diukur
dalam satuan kendaraan per satuan waktu.
Kecepatan
Kecepatan merupakan parameter utama
kedua yang menjelaskan keadaan arus lalu
lintas di jalan. Kecepatan dapat didefinisikan
sebagai gerak dari kendaraan dalam jarak per
satuan waktu.
Dalam pergerakan arus lalu-lintas, tiap
kendaraan berjalan pada kecepatan yang
berbeda. Dengan demikian pada arus lalu-lintas
tidak dikenal karakteristik kecepatan tunggal
akan tetapi lebih sebagai distribusi dari
kecepatan kendaraan tunggal. Dari distribusi
tersebut, jumlah rata-rata atau nilai tipikal dapat
digunakan untuk mengetahui karakteristik dari
arus lalu-lintas. Dalam perhitungannya
kecepatan rata-rata dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Time Mean Speed (TMS), yang didefinisikan
sebagai kecepatan rata-rata dari seluruh
kendaraan yang melewati suatu titik dari
jalan selama periode tertentu.
2. Space Mean Speed (SMS), yakni kecepatan
rata-rata dari seluruh kendaraan yang
menempati penggalan jalan selama periode
waktu tertentu.
Kerapatan
Kerapatan dapat didefinisikan sebagai
jumlah kendaraan yang menempati suatu
panjang jalan atau lajur, secara umum dapat
diekspresikan dalam kendaraan per mil (vpm)
atau kendaraan per mil per lane (vpmpl).
Kerapatan sulit diukur secara langsung di
lapangan, melainkan dihitung dari nilai
kecepatan dan arus sebagai hubungan:
V = Us ×D .................................................... ( 1 )
Dengan : V adalah arus lalu lintas, Us adalah
Space Mean Speed dan D adalah kerapatan
Model dari hubungan antara variabel arus,
kecepatan, dan kerapatan, dapat terlihat pada
Gambar 1 berikut:
Gambar 1. Hubungan antara Arus, Kecepatan, dan
Kerapatan
Pada gambar tersebut dapat
diterangkan bahwa:
1. Pada kondisi kerapatan mendekati harga nol,
arus lalu lintas juga mendekati harga nol,
dengan asumsi seakan-akan tidak terdapat
kendaraan bergerak. Sedangkan
kecepatannya akan mendekati kecepatan
rata-rata pada kondisi arus bebas.
2. Apabila kerapatan naik dari angka nol, maka
arus juga naik. Pada suatu kerapatan
tertentu akan tercapai suatu titik di mana
bertambahnya kerapatan akan membuat
arus menjadi turun.
3. Pada kondisi kerapatan mencapai kondisi
maksimum atau disebut kerapatan kondisi
jam (kerapatan jenuh) kecepatan perjalanan
akan mendekati nilai nol, demikian puia arus
lalu lintas akan mendekati harga nol karena
tidak memungkinkan kendaraan untuk dapat
bergerak lagi.
4. Kondisi arus di bawah kapasitas dapat terjadi
pada dua kondisi, yakni:
a. Pada kecepatan tinggi dan kerapatan
rendah (kondisi A).
b. Pada kecepatan rendah dan kerapatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar